40 hari raya

Beberapa malam yang lalu aku, Nung dan Ndok bertemu di sebuah warung susu di jalan Bantul Yogyakarta. Pertemuan yang tidak biasa, karena alasan jadwal, walau kami hidup di daerah yang sama namun sulit sekali bersua.

Pembicaraan dimulai dengan pertanyaan2 sekitar keluarga, kabar anak, lalu bidang usaha dan kondisi kantor. Kemudian membahas cerita teman kami yang belum mendirikan keluarga, sedikit saja pembahasannya. 

Aku memesan susu jahe,… tubuh yang jarang olahraga ini menginginkan itu setelah melewati ringroad selatan tadi. Tak sadar kami bertiga mengenakan pakaian luar berjenis kulit. Nung dan Ndok berjaket kulit, sementara aku yang paling muda pakai rompi kulit.

Rupanya tubuh kami sudah membutuhkan proteksi lebih tebal dari apa yang kami punya. 

Kemudian obrolan mengarah pada usia, memasuki angka 40 Nung sudah merasakan apa itu akibat kolesterol yang tak terkontrol, Ndok sendiri terlalu malas untuk memeriksakan diri. Sedangkan aku terakhir general check up sekitar dua tahun yg lalu dan masih aman.

Namun tak juga bisa dibilang aman jika tubuh ini jarang diajak olahraga. Peringatan datang dari Nung, agar kita menjaga aset termahal, yaitu kesehatan. 

Aku bersyukur masih bisa bertemu kawan2 seperjuangan dimasa kuliah dulu. Kami kuliah di Udayana, Bali. Tahun 90-2000an. Kondisi dulu jaman kuliah sudah sangat beda dengan sekarang. Kamipun membahas itu,…

Mulai antri di wartel jam 11 malam untuk mendapat diskon telepon, hingga pembahasan dunia fotografi dulu dan kini.

Betapa instan jaman sekarang. 

Ohiya,… inilah foto kami bertiga. Saat akan berfoto selfie (atau wefie tepatnya?) Kami sempat malu-malu karena seperti para abg. Tapi sudahlah,…kenangan ini bakal lama bisa terbaca. Niat kami merekam pertemuan ini, dan ini adalah bukti bahwa kami tetap menjaga silaturrahmi.